Manusia selalu tertarik dengan kisah hidup orang lain, cerita bahagia
atau duka. Kisah tentang putri dan pangeran yang akhirnya hidup bahagia
selama-lamanya tentu jadi impian banyak orang. Namun, akhir cerita yang
tragis bak Romeo-Juliet pun juga kerap dinikmati.
Suka dan duka,
tawa dan tangis, paradoks yang bisa menggagas banyak cerita untuk
'dijual' kepada khalayak umum. di Indonesia cukup banyak kisah berakhir
sedih yang akhirnya menjadi komoditi, seperti misalnya tempat-tempat
wisata di bawah ini.
1. Makam Siti Nurbaya, Sumatera Barat
Siapa yang tak tahu kisah percintaan antara Siti Nurbaya dengan Syamsul
Bahri dari Ranah Minang. Namun, cinta keduanya tak bisa bersatu karena
perjodohan. Ini hanyalah sebuah cerita yang ditulis oleh Marah Rusli.
Akan
tetapi, bisa jadi ini bukanlah cerita semata. Karena di Gunung Padang
atau Bukit Siti Nurbaya di Padang, Sumbar, terdapat makam Siti Nurbaya.
Makam ini, dipercayai sebagai tempat peristirahatan abadi Siti Nurbaya.
Berada
di makam ini, sekilas wisatawan akan diajak mengenang kisah tragis
gadis Minang yang dijodohkan paksa dengan Datuk Maringgih ini. Setelah
berziarah ke makam Siti Nurbaya, jangan lupa datang ke Jembatan Siti
Nurbaya. Anda bisa nongkrong di jembatan ini, sambil menikmati suasana
malam Kota Padang.
2. Pulau Kemaro, Sumatera Selatan
Tak hanya di Sumatera Barat, di tengah Delta Sungai Musi, Palembang,
Sumsel juga terselip kisah cinta tragis. Tepatnya di Pulau Kemaro antara
Putri Raja Palembang, Siti Fatimah dengan saudagar kaya sekaligus
pangeran asal negeri China, Tan Bun Ann.
Keduanya saling jatuh
cinta dan sepakat untuk menikah. Siti Fatimah mengajukan syarat pada Tan
Bun Ann untuk menyediakan 9 guci berisi emas. Untuk menjaga emas
tersebut dari bajak laut, guci berisi emas tersebut ditutupi dengan
asinan sawi oleh orang tuanya. Melihat isinya hanya asinan sawi, Tan Bun
Ann pun kesal dan membuang guci-guci itu ke sungai.
Namun, guci
terakhir yang ia lempar tidak sengaja pecah. Di situlah ia melihat
keping-keping emas. Terlambat untuk menyadari kesalahannya, Tan Bun Ann
pun terjun ke sungai dan mencari guci-guci tersebut. Mendengar kejadian
tersebut, Siti Fatimah pun ikut terjun dengan niat membantu. Sebelum
terjun, dirinya berkata, "Jika ada tanah yang tumbuh di tepi sungai ini,
maka di situlah kuburan saya."
Tak lama, muncul dua gundukan
tanah yang dipercaya sebagai makam Siti Fatimah dan Tan Bun Ann. Untuk
mengenang mereka, dibuatlah makam keduanya di Pulau Kemaro dan masih ada
sampai saat ini.
3. Air terjun Coban Rondo, Jawa Timur
Coban Rondo di Desa Pandesari, Pujon, Malang, Jatim, menjadi air terjun
yang ramai dikunjungi wisatawan. Di balik keindahannya, ada kisah sedih
Dewi Anjarwati yang menanti sang suami dari medan perang. Sayang mereka
tak bertemu hingga maut menjemput.
Di sini, ada batu besar yang
konon batu ini dulu digunakan Dewi Anjarwati sebagai tempat duduk selama
menunggu suaminya, Raden Baron Kusuma yang berduel melawan Joko Lelono
yang menginginkan istrinya. Sampai pada akhir hayatnya, suami yang
ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Ternyata Baron Kusuma dan Joko
Lelono, keduanya sama-sama tewas dalam duel tersebut.
Hingga
akhirnya kawasan di mana terdapat air terjun atau coban, di situ
terdapat batu berukuran besar. Batu besar itu, konon menjadi tempat
duduk Dewi Anjarwati yang sudah menjanda atau rondo. Oleh karena itu,
air terjun di lokasi ini dinamakan Coban Rondo.
4. Makam Jayaprana dan Layonsari, Bali
Di bagian barat Pulau Bali, ada Taman Nasional Bali Barat. Tak hanya
menjadi tempat tinggal satwa liar, tempat ini juga menyimpan kisah cinta
tragis antara Jayaprana dan Layonsari.
Tak heran, bila ada
wisatawan yang masuk ke taman dan menanyakan makam Jayaprana dan
Layonsari. Konon, mereka adalah pasangan suami istri yang harmonis.
Sampai akhirnya, Raja Kalianget tertarik pada kecantikan Layonsari dan
berusaha untuk mendapatkannya. Dengan licik, sang Raja pun menyuruh
Jayaprana pergi ke hutan dan dibunuhlah ia di sana. Sang istri,
Layonsari, mengetahui kabar tersebut kemudian bunuh diri.
Menuju
pura dan makam keduanya, traveler bisa memasuki sebuah ruangan dalam
bangunan seperti balai desa beratap rendah. Sepasang patung lelaki dan
perempuan yang menggambarkan sosok Jayaprana dan Layonsari, mengisi
tepat di tengah ruangan.
5. Danau Dendam Tak Sudah, Bengkulu
Jika Anda traveling ke Bengkulu Utara, Bengkulu. Di sana ada sebuah
danau dengan nama unik, yaitu Danau Dendam Tak Sudah. Di balik namanya,
ternyata tersimpan cerita cinta tragis seputar danau.
Konon,
danau yang berada di Kota Bengkulu ini adalah saksi cinta sepasang
muda-mudi. Mereka sepakat untuk sehidup semati, tapi sayang cinta
keduanya tidak mendapat restu orangtua. Akhirnya, mereka pun terjun
bersama ke dalam danau.
Terlepas dari cerita yang
melatarbelakanginya, tempat wisata ini memang menarik untuk dikunjungi.
Ada banyak pepohonan hijau yang menyuguhkan udara segar di sekitar
danau. Tidak hanya itu, turis juga bertemu kawanan lutung dan monyet
ekor panjang yang lucu di sini.